aku ingin marah tapi takut salah
aku benci tapi takut dilaknat Illahi
aku tak sabar tapi diminta tawakal
terkadang ingin menghadap Tuhan
sekedar minta ketenangan
sejenak sujud menyembah-Nya
bertekuk mengharap ridha-Nya
tapi aku hidup
bernafas masih menghirup
amal masih belum cukup
menunggu kapan mata tertutup
|
Ngamen di tengah Kota
Terbakar kulit menyiksa
Bercucur keringat nelangsa
Bercokol di angkot Kopaja
Rombeng membungkus diri
Jati diri pengamen sejati
Menadah receh berdiri
Menunduk terasa risih
kadang senyum getir
Malu sering dicibir
Terucap ejek lewat bibir
Pahit menguak tabir
|
Berbekal nekad pergi minggat
Menelusur setapak niat
Kesepian ditelan malaikat
Menelingkup nafas tersendat
Terpaku menatap runtuh
Kere tak berteduh
Berkeras tak mau luluh
Berkutat hingga berpeluh
Kafir satu hari
Sholat tak lagi terdiri
Puasa apalagi
Mati dimakan bakteri
Bangkit dari kubur
Tertatih, tersungkur
Hisab orang-orang kufur
Bara neraka mengguyur
|
Aku adalah anak pelarian
Membuang nasib di jalan-jalan
Menerawang ratan hingga lengang
Tak peduli lelap di bantaran
Aku tunggang langgang
Miskin hidup tak kepalang
Penuh luruh dalam keprihatinan
Aku hamba Tuhan
Bersujud di antara pilar Masjid
Matiku adalah sahid
Sekali pernah terbesit
Aku waras di antara yang gila harta
Aku sadar di antara yang kufur
Aku muslim di antara yang kafir
|